Minggu, 18 Januari 2015

MAULID 'ALA IBNUL JAUZI

PERAYAAN MAULID ALA IBNUL JAUZI

Perayaan memperingati kalahiran Nabi SAW. di negeri tercinta sudah menjadi tradisi jauh sebelum  Indonesia merdeka tahun 1945. Seingat saya, di masjid-masjid kampong diadakan kenduri waktu sore hari selepas Ashar, dengan makanan “jajan pasar” yang berasal dari setiap rumah di sekitar masjid. Kemudian malam harinya diadakan pembacaan maulid Nabi karya Al-Barzanji, salah satu kumpulan (ontology) tentang sejarah kelahiran Nabi SAW., baik berupa prosa ataupun puisi. Dan ada juga yang membaca Diba’, yaitu kitab Maulid karya Ad-Diba’i.
            Nabi Muhammad SAW. adalah manusia pilihan, orang yang paling top dan nomor wahid, yang dipilih oleh Michael H. Hart. sebagaimana yang tertulis dalam bukunya: The 100: A Ranking Of The Most Influential Persons In History (Seratus tokoh paling berpengaruh dalam sejarah), dengan argument/ alasan yang rasional dan debatable (memungkinkan diperdebatkan).
            Lepas dari itu, ada kitab Maulid tulisan Ibnul-Jauzi yang bermazhab Hanbali yang tidak banyak kita (baca: orang Nahdliyin) ketahui dan memang tidak terbiasa kita membacanya. Padahal tulisannya sangat bagus, tidak kalah dengan Al-Barzanji. Mengapa ? Pada tulisan ini akan diperkenalkan penulis yang satu ini, yang bermazhab Hanbali. Siapa beliau itu yang menulis kitab maulid Nabi ? Ceritanya sebagai berikut:
Ibnul Jauzi atau Abu al-Faraj ibn al-Jauzi (508 H-597 H) adalah seorang ahli fikih, sejarawan, ahli tata bahasa, ahli tafsir, pendakwah, dan syaikh yang merupakan tokoh penting dalam berdirinya kota Baghdad dan pendakwah mazhab Sunni Hanbali yang terkemuka di masanya. Garis keturunan (nasab) keluarganya apabila ditelusuri akan mencapai kepada sahabat nabi: Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Karya-karya Ibnul- Jauzi menunjukkan betapa dia mewarisi ajaran mazhab Hanbali. Sebagian besar karyanya adalah bertema hagiografi (biografi yang isinya menguduskan/mengidolakan tokohnya) dan tema-tema yang sifatnya mengandung polemik (polemical nature). Bidang ketertarikannya secara khusus adalah penilitian kritis dan mendalam terhadap aliran mistisisme (tasawuf), dan menyatakan bahwa para mistikus (sufi) sejati, mestinya adalah mereka yang cara hidupnya mencocoki para sahabat Nabi. Karya tulisnya disebutkan hingga mencapai 300-an judul dan yang terkenal diantaranya adalah:
  1. Zad al-Masir, kitab tafsir Al-Qur'an
  2. Maudhu’at Kubra, kitab kumpulan hadits-hadits palsu,
  3. Talbis Iblis,
  4. Minhajul Qashidin, sebuah kitab revisi atas kitab Ihya Ulumuddin karya Imam al-Ghazali.
  5. Shaidul Khatir, dll.
Dari karya tersebut, terutama sikap kritisnya terhadap kitab Ihya’-nya Al-Ghazali, menjadilah tulisan-tulisan beliau tidak banyak dibaca oleh kita, masyarakat Syafi’iyyah yang notabene-nya mengagumi karya-karya Hujjatul- Islam (the Authority of Islam, Pembela Islam): Al-Ghazali.
Mari kita coba menelaah kitab Maulid-nya sebagai di bawah ini (saya tuliskan kembali dalam mukoddimahnya, sbb.:
بسم الله الرحمن الرحيم. الحمد لله الذي أبرز من عروس الحضرة صبحا مستنيرا، و اطلع فى أفلاك الكمال من بروج الحال شمسا وقمرا منيرا، واختار فى القدم سيد الكونين حبيبا ونبيا ونجيا وسفيرا....
(Dengan menyebut Nama Allah, yang Pengasih dan Penyayang. Alhamdu Lillah, segala puji bagi Allah yang telah menampakkan dari Hadirat-Nya di saat subuh yang bersinar; yang telah memunculkan di cakrawala kesempurnaan-Nya sebagai matahari dan bulan yang bersinar; yang telah memilih sejak dahulu kala seorang pemimpin jin dan manusia sebagai kekasih, nabi, penyelamat dan sebagai duta….dst.)
Melihat teks tersebut, dapat diketahui bahwa, Ibnul-Jauzi adalah seorang sastrawan yang merangkai kata-kata dalam Maulid-nya bernuansa puitis, walau dengan bentuk prosa. Dan ada syair/ bait-bait puisi yang dirangkai beliau yang menggambarkan alam bergembira atas kelahiran Nabi Muhammad SAW., sbb:
صبح الهدى ملأ الوجود سرورا # لما بدا وجه الحبيب منيرا.
و ترنم الأطيار عند ولاده # طربا و مال الغصن منه سرورا
(Di waktu subuh, segala wujud (baca: alam) bergembira#
ketika munculnya wajah sang kekasih (habib) yang bersinar.
Burung-burung pada bernyanyi bersautan menyongsong kelahiran Nabi #
pohon dan ratingnya berjoget suka-ria). 

Diceritakan oleh Ibnul Jauzi, bahwa Nabi Adam memperoleh ampunan Allah SWT. lantaran Nabi Muhammad SAW. Nabi Idris diangkat oleh Allah, karena Nabi kita. Nabi Hud dalam doanya memohon diakui sebagai keluarganya. Nabi Nuh melakukan wasilah dengan Nabi Muhammad SAW. meskipun Nabi Muhammad SAW. belum hadir di dunia nyata.
Malah, Allah SWT. , lewat malaikat Jibril, memerintahkan umat Muhammad untuk bergembira dan bersenang di malam kelahiran Nabi SAW. seperti teks berikut:
واطلع الله ليلة ولادته أقمارا وبدورا، وأمر الجليل جبرائيل أن ينادى فى الكائنات من سائر الجهات: يا أمة محمد طيبوا فرحا وسرورا....
(Allah memunculkan di malam kelahiran Nabi SAW. bulan-bulan dan bintang gemintang, memerintahkan Jibril memberikan pengumuman di seluruh penjuru alam raya: “Wahai umat Muhammat, bergembiralah kalian dengsn suka –ria…”). 
Di halaman lain disebutkan, bahwa orang yang paling banyak membaca shalawat kepada Nabi SAW., justru ia akan memperoleh istri terbanyak di syurga. (Aktsarukum Alayya shalatan, aktsarukum azwajan fil-Jannah).
Jika kita mengalami kesulitan dalam hal kebutuhan pokok  (mendesak), maka hendaklah ia memperbanyak membaca shalawat kepada Nabi SAW. (Man ‘Asurat ‘alaihi Hajatun, falyuktsir minash Shalati was salami ‘alayya). Demikian tulis Ibnul-Jauzi. Dan masih banyak hal yang menarik untuk ditalaah, yang tentunya standar pemikirannya dalam masalah maulid tidak berbeda jauh dari pandangan kita –warga nahdliyyin. (Sekian semogga bermanfaat).