Minggu, 20 Januari 2013

Sisi lain tentang Gus Dur

Gus Dur Dibesarkan Oleh Perempuan
PENGASUH majalah Sufi, KH Lukman Hakim, punya persfektif tersendiri tentang ketokohan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Menurutnya, kebesaran Gus Dur sangat dipengaruhi oleh sejumlah perempuan. Terutama Ibu dan istrinya.
Keempat putri Gus Dur, menurut Lukman, juga berpengaruh dalam memperkuat watak humanitarian dan wacana keislaman Gus Dur yang rahmatan lil ‘alamin.
“Ayah Gus Dur, KH Wahid Hasyim juga tak kalah kontroversialnya dari Gus Dur. Saya pernah menemani riset seorang Profesor, tentang Kiai Wahid. Ternyata, Ibu kiai Wahidlah yang membangun watak Beliau,” kata Lukman.
Lukman berkisah, pada eranya dulu, Kiai Wahid merupakan kiai muda pertama yang memakai dasi. Kiai Wahid juga konon belajar bahasa Inggris dan Belanda secara sembunyi-sembunyi dari ibu dan pamannya.
Padahal Hadratus Syekh, KH Hasyim Asy’ari sebelumnya adalah kiai yang paling anti terhadap hal-hal berbau Belanda, termasuk celana, apalagi dasi.
“Istri Kiai Hasyim itu keturunan keraton, maka pola pikirnya pun cenderung lebih modern. Modernisasi di Pesantren Tebu Ireng, tak lepas dari pengaruh Nyai Hasyim,” katanya.
Gus Dur pun, menurut Lukman, merupakan hasil didikan Nyai Solechah Wahid Hasyim. Karenanya, sejumlah pemikiran Gus Dur antara lain mengutamakan pentingnya penghormatan terhadap kaum perempuan.
Bahkan, seperti diketahui, Kiai Bisyri Syansuri, ayah Nyai Solechah merupakan kiai pertama yang mendirikan pesantren khusus perempuan. Sebelumnya, pesantren hanya identik bagi kaum lelaki.
“Dalam perjalanan hidupnya, Nyai Shinta (Istri Gus Dur, Red), juga sangat membantu perjuangan Gus Dur. Maka saya berpesan, carilah istri yang mampu mendidik anak-anak kita secara baik. Sebab kualitas anak ditentukan oleh kualitas ibunya,” tutupnya. * mm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar