Rabu, 23 Maret 2022

PERBEDAAN ADA DAN TIADA

 

BERAT/MASSA MATERI (ZAT/SEL) ALAM SEMESTA SELALU SAMA?

By: Filsuf Gila

Bismillahhirohmanirohim…                   

Perdebatan Ada Dan Tiada (Pendekatan Matematis)

Jadi saya hendak mengambil kesimpulan dari pendekatan matematis ini. Jika kita mengambil metode berpikir sesuai dengan deret hitung 0 s/d 9. Maka metode berpikir dari “ketiadaan” (0) menjadi “ada” (1) dan dilanjutkan terus sampai titik ilmu terapan yang dapat diaplikasikan manusia (9) dan terus tanpa batas (TAK TERHINGGA), maka metode berpikir ini memberi makna juga untuk mengetahui, mengerti dan memahami tanpa batasan (metode Deduktif). Artinya bahwa pada saat kita berpikir menggali sesuatu dengan metode Deduktif, maka tidak ada batasan bagi manusia untuk berpikir. Berpikir sedalam-dalamnya, seluas-luasnya, sebanyak-banyaknya dan sekritis-kritisnya. Serta mengupayakan, menemukan, melahirkan, merekayasa ilmu-ilmu terapan baru yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan manusia. Artinya Islam bukanlah agama yang melarang untuk berpikir logis dan anilitis apalagi sebagai agama yang terkungkung oleh kaidah Dogmatis, selama cara berpikirnya benar.

“Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (Ar Rahman 59;49)

Tetapi pada saat mengunakan metode Induktif, artinya deret hitungnya kita balik dari “ada” misalnya 9, maka akan selalu berakhir pada titik nol (0) yang saya sebut sebagai “Ruang kosong”.  Artinya bahwa metode induktif akan berhenti pada satu titik dimana semua itu akan bermuara pada Hukum Alam semesta. Hukum Alam semesta yang bermuara pada Pencipta-Nya (Kreasionis) yaitu Allah SWT yang tertuang dalam Kitab Suci Alquran. Pada titik inilah kita manusia sudah masuk dalam Ruang Kosong yang tidak dapat melewati batas ruang dan waktu lagi. Tidak mungkin ada hukum diatas hukum alam semesta lagi.

“Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”(Al hashr 59;22)

Seperti yang dikatakan Heraklitos bahwa segala sesuatu yang terus berubah di alam semesta dapat berjalan dengan teratur karena adanya logos. Logos adalah rasio yang menjadi hukum yang menguasai segala-galanya dan menggerakkan segala sesuatu, termasuk manusia. Dan jika kita paksakan terus, maka nilainya akan menjadi negatif (-). Makna nilai Negatif seperti yang sudah dijelaskan diatas adalah sebuah nilai yang ditentukan berdasarkan kesepakatan manusia. Dan hal ini jika kita paksakan pada pengertian Theis (Tuhan)/ Agama, maka ini yang disebut sebagai melewati batas.

“Dan mereka mendustakan (Nabi) dan mengikuti hawa nafsu mereka, sedang tiap-tiap urusan telah ada ketetapannya.”( Al Qamar 54;3)

Hal ini juga sesuai dengan pemikiran Aristoteles Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Pemikiran lainnya adalah tentang gerak dimana dikatakan semua benda bergerak menuju satu tujuan, sebuah pendapat yang dikatakan bercorak teleologis. Karena benda tidak dapat bergerak dengan sendirinya maka harus ada penggerak dimana penggerak itu harus mempunyai penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang kemudian disebut dengan theos, yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti Tuhan.

Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking).

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quraan untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (Al Qamar 54;17)

Pendekatan matematis ini dapat pula mendekati kita dalam memaknai hidup. Kehidupan haus dimaknai sebagai sebuah bentuk perkalian. Jika manusia ingin memiliki hidup bernilai, maka kehidupan minimal harus memiliki rumusan A X B X C X D X E = HIDUP BERNILAI. Dimana variabel A = ALAT, B = BELAJAR dan BEKERJA, C = CARA, D = DOA dan E = EMPATI. Semua itu kita lakukan secara bersamaan, tidak boleh kita tidak lakukan atau kita hanya mau memilih salah satu yang paling enak kita lakukan. Kita harus melakukan semua dengan hal positif. Kita harus melakukan itu semua dalam pelaksanaan hidup dan metode berpikir manusia.

Artinya jika mau mendapatkan kehidupan bernilai maka misalnya Nilai A = 1, B =4, C= 2, D = 5 dan E = 1. Maka hidup kita bernilai 1 x 4 x 2 x 5 x 1 = 40. Bayangkan jika salah satunya kita tidak lakukan, maka misalnya kita tidak pernah mau berdoa (D=0) nilainya 1 x 9 x 2 x 0 x 5 = 0, maka hidup kita belum akan bernilai.

Hidup harus memiliki alat agar semua yang kita lakukan efektif dan efisien. Semua kebutuhan Lahiriah dan batiniah akan tercapau dengan mudah (efektif dan efisiens) bila kita memanfaatkan alat. Dalam kebutuhan rohani Kitab Suci adalah alat yang akan membantu manusia untuk menjalankan kehidupan.

Belajar dan Bekerja adalah kewajiban umat manusia, Alquran sudah memberikan contoh dari sejak awal suratnya diturunkan sampai ayat terakhir isinya berisi tentang panduan manusia untuk banyak belajar, serta bekerja yang merupakan kewajinban manusia di bumi.

Tanpa cara atau sistem manusia tidak akan mencapai kemampuan, kecerdasan, dan tehnologi sampai sekarang ini.

Doa adalah harapan. Doa adalah Visi. Doa adalah motivasi. Doa adalah komunikasi manusia dengan Tuhannya. Tanpa Doa, manuisa tidak akan memiliki kemauan yang tinggi.

Empati adalah kesadaran  atau keadaan mental yg membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dl keadaan perasaan atau pikiran yg sama dng orang atau kelompok lain. Manusia adalah mahluk sosial dan perlu menimbulkan  rasa Empati, bukan sekedar simpati jika ingin bernilai dalam kehidupan sosialnya.

“Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya. (Yunus 10;109)

Dari penjelasan awal ini saja, Kaum Materialistis hanya melihat sesuatu yang dapat dilihat oleh pancaindera. Bagaimana dengan Doa dan Empati? Kita dapat melihat bagaimana jika Materialistis dilihat dan dikatakan atau dijelaskan dalam bentuk dialektika logika. Bukan hanya sebagai bentuk dialektika historis yang penuh bumbu propaganda dan dogma belaka ditambah materi historisnya yang belum tentu terbukti secara empiris.

Jadi ADA dari KETIADAAN bukanlah hasil dari suatu kebetulan. Ada dan Ketiadaan adalah hasil dari Kesepakatan. Ada karena ada kesepakatan untuk diciptakan dari KETIADAAN menjadi ADA.

Sekali lagi pemahaman yang harus disadari oleh kaum Materialistis, seperti yang disampaikan oleh para Ilmuwan berikut ini (Wikipedia) :

Terdapat perselisihan tentang apakah objek-objek matematika seperti bilangan dan titik hadir secara alami, atau hanyalah buatan manusia. Seorang matematikawan Benjamin Peirce menyebut matematika sebagai "ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang penting". Di pihak lain, Albert Einstein menyatakan bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan, mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan”

Apakah Matematika masih dianggap Nyata oleh Kaum Materialisme?

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. ” [Ali ’Imran 3:185]

“Inikah Tanda-tanda Kebesaran (Keberadaan) Allah?”

Semoga Hidayah Kebenaran Islam dari Allah SWT selalu bersama Anda.

Dan jika ada kesalahan tulisan..itu kesalahan saya sebagai Manusia Biasa.

“Katakanlah: "Jika aku sesat maka sesungguhnya aku sesat atas kemudharatan diriku sendiri; dan jika aku mendapat petunjuk maka itu adalah disebabkan apa yang diwahyukan Tuhanku kepadaku. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Dekat". (Saba 34;50)

May Allah Bless Us/You (MABU)!!!

Semoga manfaat.

Selasa, 15 Maret 2022

DOA AKHIR MAJLIS DAN TERJAMAHNYA

 

DOA AKHIR MAJLIS

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، سَيِّدِ اْلأَوَّلِيْنَ وَاْلآخِرِيْنَ وَسَلِّمْ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ أَجْمَعِيْن.

Ya Allah, curahkan kesejahteraan kepada junjungan kami, nabi Muhammad, pemimpin orang-orang pertama dan orang-orang terakhir datangnya dan berilah kesejahteraan. Dan semoga Allah SWT. memberi kasih sayang kepada para sahabat-sahabatnya semua.

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدَ النَّاعِمِيْن، حَمْدَ الشَّاكِرِيْن، حَمْدًا يُوَافِىْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ.

Segala puji bagi Allah , Tuhan  semesta alam, seperti pemujinya orang-orang yang mendapatkan kenikmatan, orang-orang yang bersyukur. Dengan pujian itu, Allah memberikan kenikmatan dan melipatgandakan kenikmatan-Nya.

 

يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا يَنْبَغِىْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.

Wahai Tuhan kami, bagi-Mu segala puji, dan bagi-Mu kesyukuran dan terimakasih kami, sebagaimana yang layak sesuai keagungan dirimu.

اللَّهمَّ إِنَّــا نَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَ بِـمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبـَتِكَ وَ نَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ لَا نـُحْصِيْ ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْــتَ كَمَا أَثْــنَيـْـتَ عَلَى نـَــفْسِكْ.

Ya Allah, kami memohon perlindungan kepada-Mu dengan keridhoan-Mu dari murka-Mu; dan dengan kesejahteraan-Mu dari siksa-Mu; dan kami memohon perlindungan hanya kepada-Mu semata. Kami tidak mampu menghitung segala pujian pada-Mu, seperti Engkau memuji atas diri-Mu.

 

 

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا.

Ya Allah, ampunilah kami dan kedua orangtua kami, dan kasihanilah mereka sebagaimana mereka mengasihani kami waktu kecil.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالْكَارُوْنَا وَالزَّلاَزِلَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.

Ya Allah, singkirkanlah dari kami balak, wabah, korona, gempa, fitnah dan segala bencana yang tampak maupun yang tersembunyi, dari negeri kami Indonesia khususnya dan negeri-negeri lain pada umumnya, waha Tuhan seru sekalian alam.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ.

Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami benar-benar berbuat zalim pada diri kami, jika Engkau tidak mengampuni kami dan mengasihani kami, tentu kami menjadi orang yang merugi.

رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

"Ya Tuhan Kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah Kami dari siksa neraka”

وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

Semoga Allah kesejahteraan dan keselamatan atas junjungan kami, Muhammad SAW., para keluaganya dan sahabatnya.

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ  وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Maha suci Allah yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan Kesejahteraan dilimpahkan atas Para rasul. Dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.

Senin, 14 Maret 2022

PATRIOT SEJATI (HUBBUL WATHAN)

 

PATRIOT SEJATI

Saya tidak pernah mengagumi seseorang yang mengklaim patriotisme dan mengklaim bahwa dia telah berkurban untuk negara dengan darah dan harta bendanya. Kemudian Anda melihat orang tersebut dengan kejamnya merobohkan benteng negerinya dengan segala upaya pemaksaan dan kezaliman.

 

Tidak semua orang yang menyerukan patriotisme sebagai patriot, sampai Anda melihatnya bekerja untuk bangsa yang dicintainya, memberikan apa yang dia banggakan dan terhormat demi kemajuan negerinya, berjuang dengan mereka yang berusaha untuk meningkatkan kehormatan negerinya, dan bersusah payah menanggung derita.

 

Adapun orang yang berusaha melemahkan kekuatan negeri, maka jauh panggang dari api sebagai patriot, meski viral suaranya, memenuhi ruang angkasa jeritannya dan berseru bahwa “Aku adalah salah satu patriot sejati”.

 

Patriot sejati adalah cinta pembaruan/ renovasi negeri dan berusaha melayaninya. Seorang patriot yang benar-benar patriot adalah orang yang siap berkurban nyawa demi menghidupkan negaranya dan mau menderita sakit demi kesehatan bangsanya.


Ingatlah, seluruh penduduk (anak negeri) memiliki kewajiban pada negerinya, seperti halnya seorang anak tidak dapat disebut sebagai anak sejati sampai ia melakukan kewajibannya terhadap orangtua. Demikian juga, para putra negeri, tidak akan disebut sebagai anak berbakti sampai ia bangkit menanggung beban pengabdian, membelanya dari orang-orang yang menyakiti dan dapat melindunginya dari para penipu.



Dan di antara kewajiban itu adalah memperbanyak orang-orang terpelajar yang memiliki akhlak yang benar yang tertanamkan dalam hati mereka dengan tagar masyhur yaitu: "Cinta tanah air adalah berasal dari iman”. Dan ini hanya dapat dilakukan dengan cara pengorbanan harta benda/uang untuk kepentingan/ kemaslahatan umum, dan meluangkan waktunya untuk menggalakkan tempat-tempat pendidikan/ sekolah yang melahirkan jiwa patriotisme dan menumbuhkan jiwa-jiwa unggul dan kreativitas yang bagus dan menyerukan mereka untuk bangkit --di saat sudah mencapai kedewasaan-- dapat mengabdi pada bangsanya yang menderita, yang diderita oleh anak-anak negeri yang melebihi apa yang dilakukan musuh-musuhnya.


Dari mereka ini yang tumbuh dewasa akan memunculkan nilai-nilai kehidupan bangsa yang --nyaris ketidaktahuannya-- tertulis dalam kitab-kitab (buku) sejarah masala lalu.

(Sumber: ‘Izhatun Nasyi’in, hal. 14)