PERAN SANTRI MILENIAL SEBAGAI PELOPOR PERADABAN
0leh: Kang Sani
Santri adalah seseorang yang sedang belajar di pesantren
dengan membawa bekal ilmu agama yang mendalam. Santri pada saat ini memiliki
istilah keren sebagai santri zaman now atau santri milenial. Santri
milenial adalah bagian dari generasi milenial yang tentunya tak terlepas dari
karakteristik generasi milenial itu sendiri yaitu generasi yang dilahirkan pada
tahun 1981-2000. Demikian menurut Hassanudin Ali dan Lilik Purwandi, dalam
bukunya yang berjudul Millenial Nusantara.
Sebagai generasi yang lahir dalam kurun tertentu, dalam Millenial
Nusantara dijelaskan bahwa setidaknya ada tiga karakteristik yang dimiliki
generasi milenial, yaitu confidence (percaya diri), creative (karya akan ide
dan gagasan), dan connected (pandai bersosialisasi dalam berbagai komunitas).
Karakteristik ini yang tentu juga dimiliki oleh santri masakini sebagai bagian
dari santri milenial.
Seorang santri yang menempuh pendidikan di pondok pesantren,
mereka tinggal di asrama/ pondok selama menempuh pendidikannya hingga dipandang
selesai atau lulus. Sekolah berasrama dengan pendidikan agama yang mendalam
menjadi ciri khas pondok pesantren. Sebagai seorang santri harus rela untuk
jauh dari orang tua, keluarga serta meninggalkan rumah demi menuntut ilmu
dengan harapan menjadi pribadi yang lebih baik lagi di masa depan dalam masalah
dunia maupun akhirat. Seorang santri biasanya memiliki ciri khas dalam
berpakaian, seperti memakai peci dan memakai sarung bagi lelaki, atau kerudung bagi
wanita.
Selain itu, seorang santri juga diajarkan untuk hidup sederhana
dan mandiri. Bangun pagi, tidur larut malam sudah menjadi kebiasaan seseorang
ketika orang tersebut menjadi santri. Mulai dari sholat tahajud, tadarus
Al-qur'an, serta mengaji kitab-kitab yang umumnya ada di pesantren, belum lagi
jika mereka memilih untuk menghafal Al-Qur'an. Masyarakat juga memberi
kepercayaan kepada santri untuk terjun berdakwah dengan membawa bekal ilmunya
yang di ajarkan di pondok pesantren. Bersama-sama belajar dengan masyarakat
mengadakan sebuah pengajian, mengajar TPA, menjadi Imam dan sebagainya.
Islam menjadi Agama mayoritas yang dianut masyarakat
Indonesia. Di negara ini, banyak sekali sekolah yang berbasis agama atau pondok
pesantren yang menyebar ke seluruh pelosok nusantara. Sekolah berasrama dengan
pendidikan agama yang mendalam menjadi ciri khas pondok pesantren. Jika kalian
sedang menempuh ilmu disini maka kalian disebut sebagai seorang Santri.
Sejarah telah mencatat, peran santri dalam mengabdikan diri
bagi umat dan bangsa sejak periode penjajahan sampai periode kemerdekaan
dan sampai hari ini. Dengan pengabdiannya itu, santri telah mampu
mewarnai berbagai dinamika kehidupan berbangsa. Namun, seiring dengan
perkembangan zaman, dinamika kehidupan berbangsa juga mengalami perubahan,
salah satunya disebabkan oleh cepatnya arus informasi melalui berbagai macam
media yang berbasis kemutakhiran teknologi. Begitu pula dengan fenomena santri
saat ini yang juga tidak terlepas dari pengaruh media dan informasi.
Kemudian, Era digital yang kian memudahkan lalu lintas
informasi juga turut mempengaruhi pola pikir dan tingkah laku santri. Perilaku-perilaku
seperti cara berpakaian, musik favorit, kisah asmara, sampai kepada way of life
santri mengalami berbagai macam perubahan. Perubahan ini tentu dapat bernilai
negatif maupun positif, tergantung bagaimana santri dapat memfilter dampak yang
terjadi serta keteguhannya untuk tidak meninggalkan identitasnya sebagai
santri. Jika di zaman pergerakan para santri berjuang untuk merebut dan
mempertahankan kemerdekaan, maka sudah menjadi tanggung jawab santri pula untuk
memajukan bangsa dan negara.
Sementara tantangan terbesar santri, selain harus mampu
membumi bersama rakyat, ia juga harus melek teknologi terutama media digital
online, dimana ujaran kebencian dan berita hoaks menjadi hal yang meresahkan
serta menjadi pemicu disintegrasi bangsa, terutama di tahun politik saat jelang
Pilpres. Selain melakukan perlawanan, bagi santri yang memiliki kemampuan
menyampaikan gagasan dalam bentuk tulisan, maka sudah menjadi tugas dan tanggungjawab untuk menulis
serta menyebarkan tulisan kepada khalayak yang lebih luas. Tetapi yang perlu
diingat kembali, untuk memasuki media digital, santri juga harus dibekali
dengan kapasitas diri dan literasi yang baik. Sehingga ketika melakukan counter
opini akan mampu menjelaskan kepada publik secara lebih jelas bagaimana dan apa
sebenarnya yang terjadi.
Setidaknya ada tiga hal yang harus dilakukan seorang santri
dalam mempersiapkan diri agar bisa menjadi pelaku sejarah serta pelopor
kemajuan peradaban di Indonesia berdasarkan realitas yang ada.
Pertama, santri harus memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi dan daya nalar
kritis dalam menyikapi setiap persoalan yang ada. Dalam konteks ini, keilmuan
santri harus mampu menyesuaikan dengan keadaan zaman, sehingga tidak lagi
dibatasi dengan dikotomi antara keilmuan dunia dan keilmuan akhirat. Santri
harus bisa menguasai berbagai bidang keilmuan yang mampu mengantarkan
kemenangan di dunia dan akhirat.
Kedua, santri harus mempersiapkan diri agar memiliki entrepreneur skill yang
mumpuni dan trampil dalam melihat peluang bisnis yang sangat besar. Menjamurnya
start up bisnis dari kalangan pemuda harusnya direspons juga dengan sigap oleh
kalangan santri. Santri zaman now tidak cukup hanya berbekal ilmu pengetahuan,
tetapi juga harus sukses juga dalam bidang entrepreneur.
Ketiga, di era milenial ini santri harus bisa berdiri di atas keteguhan dan istikomah
dalam memegang prinsip dan karakteristik santri. Maraknya kenakalan remaja,
kasus kriminal, dan dekadensi moral para pelajar di Indonesia yang diakibatkan
kurangnya pendidikan berbasis akhlak atau budipekerti yang seharusnya tidak
dialami oleh santri yang bersanad dengan guru yang memiliki keteladanan yang
baik.
Jadi, santri harus dapat bangkit menjadi agent of change
(gerakan perubahan) bagi negara agar negara yang kita cintai ini dapat lebih
maju, dan juga santri milenial dapat lebih semangat di era milenial ini.
Disamping itu, memang suatu keniscayaan bahwa ilmu agama dan pengetahuan memiliki peran yang sangat penting, tetapi tidak berhenti disitu saja, tentunya harus diimbangi juga dengan amal perbuatan yang baik. Oleh karena itu, sebagai seorang santri yang sudah dikenal memiliki perilaku yang baik, sopan dan santun, harus memberikan contoh di lingkungan masyrakat maupun berbangsa dan bernegara tentang bagaimana berperilaku dengan adab yang baik. Terutama di era milenial seperti sekarang ini, banyak orang berperilaku Hidonis, dan membanggakan orangtuanya.
Semoga manfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar