Susunan Bacaan
Tahlil
Tahlil atau
tahlilan sudah menjadi tradisi kaum muslimin di Indonesia, utamanya warga
Nahdlatul Ulama (NU) sebagai penganut paham Ahlussunnah wal jamaah (Aswaja)
sebagai upaya bertawashul kepada Allah SWT untuk mendoakan keluarga yang sudah
meninggal dunia atau ahli kubur pada umumnya,
Tahlil secara
lughat berarti bacaan لاإله
إلاالله (Lailaha illallah) seperti halnya Tasbih berarti bacaan سبحان الله (Subhanallah), Tahmid bacaan الحمد لله (Alhamdulillah) dan lain sebagainya.
Bahasa Arab
kebanyakan selain mempunyai arti secara lughowi (bahasa) juga mempunyai arti
secara istilahi atau urfi. Tasbih misalnya pengertian secara urfi ialah
mengagumi dan mensucikan Allah sang Maha pencipta dari segala kekurangan dan
kelemahan, yang direfleksikan dengan bersyukur, rasa takjub dan lain sebagainya
yang diiringi dengan mengucapkan Subhanallah.
Demikian pula
Tahlil dalam pengertiannya secara urfi atau islitahi ialah mengesakan Allah dan
tidak ada pengabdian yang tulus kecuali hanya kepada Allah, tidak hanya mengkui
Allah sebagai Tuhan tetapi juga untuk mengabdi, sebagimana dalam pentafsiran
kalimah thayyibah
لاإله إلاالله أي
لامعبود بحق إلاالله
Artinya: Tiada
Tuhan yang berhak untuk disembah kecuali Allah, atau tidak ada pengabdian yang
tulus kecuali kepada Allah
Kemudian di
dalam melaksanakan bentuk pengabdian manusia sebagai hamba kepada Allah SWT, sudah barang tentu tidak cukup
hanya dengan menyebut-nyebut asma Allah akan tetapi harus disertai
prilaku-prilaku seorang hamba yang mentaati perintah perintah Allah serta
menjauhi larangan larangan-Nya, dan perilaku tersebut digambarkan dalam
rangkaian bacaan-bacaan pada tahlilan.
Jadi Tahlil
dengan serangkaian bacaannya yang lebih akrab disebut dengan tahlilan tidak
hanya berfungsi hanya untuk mendoakan sanak kerabat yang telah meninggal, akan
tetapi lebih dari pada itu Tahlil dengan serentetan bacaannya mulai dari surat
Al-ikhlas, Shalawat, Istighfar, kalimat thayyibah dan seterusnya memiliki makna
dan filosofi kehidupan manusia baik yang bertalian dengan i’tiqad Ahlus Sunnah
wal jamaah, maupun gambaran prilaku manusia jika ingin memperoleh keselamatan
dan kebahagiaan di Dunia dan di akhirat kelak.
Tahlilan dari
susunan bacaannya terdiri dari dua unsur yang disebut dengan syarat dan rukun,
yang dimaksud dengan syarat ialah bacaan :
1. Surat al-Ikhlas
2. Surat al-Falaq
3. Surat an-Nas
4. Surat al-Baqarah ayat 1 sampai ayat 5 الم ذلك الكتاب .......
5. Surat al-Baqarah ayat 163 والهكم إله واحد ........
6. Surat al-Baqarah ayat 255 الله لاإله إلا هو الحي القيوم ........
7. Surat al-Baqarah ayat dari ayat 284 samai
ayat 286 لله مافي السموات
......
8. Surat al-Ahzab ayat 33 إنما يريد الله ........
9. Surat al-Ahzab ayat 56إن الله وملائكته يصلون على النبي ........
10. Dan sela-sela bacaan antara Shalawat,
Istighfar, Tahlil da Tasbih
Adapun bacaan
yang dimaksud dengan rukun tahlil ialah bacaan :
1. Surat al-Baqarah ayat 286 pada bacaan :واعف عنا واغفر لنا وارحمنا
2. Surat al-Hud ayat 73: ارحمنا ياأرحم الراحمين
3. Shalawat Nabi
4. Istighfar
5. Kalimat Thayyibah لاإله إلاالله
6. Tasbih
Tatacara ini saya kutib dari:
KH M. Irfan Ms
Pengasuh Pondok
Pesantren Nurul Amin, Jampes, K
Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar